hai..
di postingan ke enam kali ini saya akan membagikan makalah tentang COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS : A MANAGERIAL PLANNING TOOLS ( analisis biaya volume laba ) dengan menggunakn buku refrensi dari Hansen, Don R & Maryanne M. Mowen.Akuntansi Manajerial, edisi 8. Jakarta:Salemba.2009.
Postingan ini saya copy dari blog lain kemudian saya edit dengan menambahkan contoh soal di dalamnya.
semoga bisa banyak membantu teman-teman.
mari belajar :)
I
= $5X - $100
di postingan ke enam kali ini saya akan membagikan makalah tentang COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS : A MANAGERIAL PLANNING TOOLS ( analisis biaya volume laba ) dengan menggunakn buku refrensi dari Hansen, Don R & Maryanne M. Mowen.Akuntansi Manajerial, edisi 8. Jakarta:Salemba.2009.
Postingan ini saya copy dari blog lain kemudian saya edit dengan menambahkan contoh soal di dalamnya.
semoga bisa banyak membantu teman-teman.
mari belajar :)
ANALISIS BIAYA VOLUME LABA
BAB I
PENDAHULUAN
Analisis biaya volume laba
(cost volume profit analysis – CVP analysis) merupakan suatu alat yang sangat
berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena analisis biaya
volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual,
dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis
cvp dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan
besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari
pemecahannya.
Analisis CVP juga dapat
mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus dijual untuk
mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak
kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer
untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai
tingkat harga atau biaya terhadap laba.
Meskipun bab ini berkaitan
dengan mekanika dan terminology analisis CVP, kita harus ingat bahwa analisis
CVP merupakan suatu bagian integral dari perencanaan keuangan dan pengambilan
keputusan. Setiap akuntan dan manajer harus mengenal seluruh konsep-konsepnya,
bukan hanya mekanikanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TITIK
IMPAS DALAM UNIT
Ketertarikan untuk
mengetahui pendapatan, beban, dan laba berprilaku ketika volume berubah adalah
sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas perusahaan dalam
jumlah unit yang terjual. Titik impas (break-even point)
adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba
sama dengan nol. Untuk pendapatan sama dengan total biaya, kita focus pada laba
operasi. Pertama, kita akan membahas cara menentukan titik impas, kemudian
melihat bagaimana pendekatan kita dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah
unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.
Penggunaan Laba Operasi Dalam Analisis CVP
Laporan laba rugi merupakan
suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya – biaya perusahaan dalam
kategori tetap dan variable. laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai
persamaan berikut.
Laba operasi = Pendapatan
penjualan – Beban variable –Beban tetap
Perhatikan bahwa kita menggunakan istilah laba operasi untuk
menunjukkan penghasilan atau laba sebelum pajak penghasilan. Laba
operasi (operating income) hanya mencakup pendapatan dan beban dari
operasional normal perusahaan. Laba bersih (net income) adalah
laba operasi dikurangi pajak penghasilan.
Setelah menghitung jumlah
unit yang terjual, kita dapat mengembangkan persamaan laba operasi dengan
menyatakan pendapatan penjualan dan beban variable dalam jumlah unit dolar dan
jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan dinyatakan sebagai
harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian, persamaan
laba operasi menjadi :
Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya Variabel per
unit
x jumlah unit terjual ) –
Total biaya tetap
Contoh Perusahaan Whittier Company menyusun laporan Laba / Rugi
berikut.
Penjualan ( 1.000 unit @
$400) $
400.000
Dikurangi: Beban Variabel 325.000
Margin Kontribusi $ 75.000
Dikurangi:Beban Tetap 45.000
Laba Operasi $ 30.000
Dapat di lihat bahwa harga per unit mesin pemotong rumput di
Whittier Company adalah $400 dan biaya variabel per unit adalah $325 ( $
325.000/1.000unit). Biaya tetap adalah $45.000. Jadi, persamaan laba operasi
pada titik impas adalah sebagai berikut.
0 = ($400 x unit ) – ($325 x unit) - $ 45.000
0 = ($75 x unit) - $45.000
$75 x
unit = $45.000
Unit = 600
Pembuktian:
Penjualan ( 600
unit @ $400) $
240.000
Dikurangi: Beban Variabel 195.000
Margin Kontribusi $ 45.000
Dikurangi:Beban Tetap 45.000
Laba Operasi $ 0
Jalan pintas untuk Menghitung Unit Impas
Kita dapat menghitung unti
impas lebih cepat dengan berfokus pada margin kontribusi. Margin
kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan
dikurangi total biaya variable. pada impas, margin kontribusi sama dengan beban
tetap.
Jika kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga
dikurangi biaya variable per unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh
jumlah unit, maka kita akan mendapatkan persamaan dasar impas berikut :
Jumlah
unit = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit
Contoh Jalan piintas menghitung unit impas
Cara pertama :
Dengan membagi total margin kontribusi dengan unit yang terjual.
$ 75.000/1.000 = $75
$ 75.000 di dapat dari ($400.000- $325.000) atau penjualan di kurangi
beban variabe
Cara kedua :
Dengan menghitung harga dikurangi biaya variabel per unit.
$ 400 - $325 = $ 75
Maka dapat digunakan persamaan dasar impas berikut.
Jumlah unit =
$45.000/($400 - $325)
=
$45.000/$75
= 600 unit
Penjualan dalam Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
Meskipun titik impas
merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin memperoleh
laba operasi lebih besar daripada nol. Analisis CVP menyediakan suatu cara
menentukan jumlah unityang harus dijual untuk menghasilkan target laba
tertentu.
Contoh Target laba dalam jumlah dolar
Sebagai contoh Whittier Company ingin memperoleh laba operasi
sebesar $ 60.000. Jadi unit yang diperlukan untuk mendapat laba sebesar itu
dapat di simak dalam laporan laba / rugi berikut.
$ 60.000 = ($400 x unit) – ( $325 x
unit) - $45.000
$ 60.000 + $ 45.000 = $ 75 x unit
Unit = $ 105.000 / $75
Unit = 1.400
Contoh Laba Dalam presentase dari pendapatan penjualan
Jika Wheittier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong
rumput yang harus di jual untuk menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen
dari pendapatan penjualan maka laporan laba / rugi yang diperoleh.
0,15 ($400) (unit) = (4400 x unit) – ($325 x unit) -
$45.000
$60 x unit = ($400 x unit) – ($325 x unit) -
$45.000
$60 x unit = ($75 x unit) - $45.000
$15 x unit = $45.000
Unit =
3.000
Contoh laba setelah pajak
Jika tarif pajak 35%, maka Whittier Company harus menghasilkan
laba operasi $ 75.000. dengan data ini dapat menghitung jumlah unit yang
dijual.
Unit = ($
45.000 + $ 75.000)/$75
Unit = $120.000/
$75
Unit = 1.600
Laba / Rugi dengan unit 1.600
Penjualan ( 1.600
unit @ $400) $
640.000
Dikurangi: Beban Variabel 520.000
Margin Kontribusi $
120.000
Dikurangi:Beban Tetap 45.000
Laba Operasi $ 75.000
Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif
pajak 35%) 26.250
Laba Bersih $ 48.750
Pembuktian:
$ 48.750 = laba
operasi – (0,35 x laba operasi)
$ 48.750 = 0,65 (laba operasi)
$ 75.000 = laba operasi
B. TITIK
IMPAS DALAM DOLAR PENJUALAN
Pada beberapa kasus yang
menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka menggunakan pendapatan
penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang terjual. Suatu
ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan
penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual.
Rasio biaya variable (variable
cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian dari setiap dolar
penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya
variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit.
Tentu saja, persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable
tertutupi merupakan rasio margin kontribusi. Rasio margin kontribusi(contribution
margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia untuk
menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
Berikut adalah laporan laba rugi berdasarkan perhitungan biaya
variabel Whittier Company untuk 1.000 mesin pemotong rumput.
Dolar Presentasi Penjualan
Penjualan $
400.000 100,00 %
Dikurangi:
Biaya Variabel 325.000 81,25 %
Margin
Kontribusi $ 75.000 18.75 %
Dikurangi: Biaya Tetap 45.000
Laba Operasi $ 30.000
Cara untuk mencari
pendapatan penjualan untuk memperoleh titik impas sebagai berikut.
Langkah pertama:
Menghitung Rasio Biaya
Variabel = Biaya Variabel /
Penjualan
= $325.000/$400.000
= 0,8125
Menghitung Margin Kontribusi = 1- Rasio Biaya Variabel atau margin
Kontribusi / penjualan
= 1 – 0,8125
= 0,1875
Laba operasi = Penjualan - Biaya Variabel – Biaya Tetap
0
= Penjualan – (rasio biaya
variabel x penjualan) – Biaya tetap
0
= Penjualan ( 1 – Rasio
Biaya variabel) – Biaya Tetap
0
= Penjualan (1 – 0,8125) -
$45.000
Penjualan (0,1875 = $ 45.000
Penjualan = $240.000
Dapat disimpulkan, bahwa untuk mencapai titik impas. Perusahaan
harus mendapat pendapatan penjualan sebesar $ 240.000
Target Laba dan Pendapatan Penjualan
Secara umum dengan asumsi biaya
tetap tidak berubah, rasio margin kontribusi dapat digunakan untuk mengetahui
dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan. Untuk memperoleh
total perubahan dalam laba yang diakibatkan oleh perubahan pendapatan, kalikan
rasio margin kontribusi dengan perubahan dalam penjualan.
Apabila di tambahkan target laba operasi sebesar $60.000 pada
biaya tetap $45.000 dengan membagi rasio margin kontribusinya. Maka pendapatan
penjualan Whittier Company adalah sebagai berikut.
Penjualan = ($45.000 + $ 60.000) / 0,1875
=
$ 105.000 / 0,1875
=
$ 560.000
Secara teori Rasio Margin Kontribusi dapat digunakan untuk
mengetahui dampak terhadap laba atas perubahan pendapatan penjualan. Jika
pendapatan penjualan diturunkan misal sebesar $20.000 maka akan mengakibatkan
penurunan laba sebesar $3.750 di dapat dari 0,1875 x $20.000.
Membandingkan Kedua Pendekatan
Untuk pengaturan produk
tunggal, pengubahan titik impas dalam unit menjadi impas dalam pendapatan
penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per unit dengan unit
yang terjual
C. ANALISIS
MULTIPRODUK
Analisis biaya volume laba
cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal. Namun, kebanyakan
perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa. Meskipun
kompleksiyas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi
multiproduk, pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Beban tetap langsung (direct
fixed expenses) adalah biaya tetap yang dapat ditelusuri ke setiap produk dan
akan hilang jika produk tersebut tidak ada.
Beban tetap umum adalah
biaya tetap yang tidak dapat ditelusuri ke produk dan akan tetap muncul
meskipun salah satu produk ditelusuri.
ANALISIS MULTIPRODUK
Mesin Mesin Total
Manual Otomatis
Penjualan $ 480.000 $640.000 $1.120.000
Dikurangi:
Beban Variabel 390.000 480.000 870.000
Margin Kontribusi 90.000 160.000
250.000
Dikurangi:
Beban Tetap langsung 30.000 40.000 70.000
Margin Produk 60.000 120.000 180.000
Dikurangi:
Beban tetap umum 26.250
Laba Operasi 153.750
Titik Impas Dalam Unit
Pengalokasian biaya tetap
umum ke setiap lini produk sebelum menghitung titik impas dapat mengatasi kesulitan
ini. Permasalahan dalam pendekatan ini adalah alokasi biaya tetap umum bersifat
acak. Jadi, tidak ada volume impas yang tampak secara langsung.
Bauran penjualan (sales mix) adalah kombinasi
relative dari berbagai produk yang dijual perusahaan.
Penentuan bauran penjualan, bauran
penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari pendapatan.
Bauran penjualan dan analisis CVP, penentuan
bauran penjualan terutama memungkinkan kita untuk mengonversi masalah
multiprodduk kedalam format CVP produk tunggal
Pendekatan Dolar Penjualan
Titik impas dalam dolar
penjualan secara implicit menggunakan asumsi bauran penjualan, tetapi
mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per paket. Tidak ada
pengetahuan terhadap data produk individual yang diperlukan. Upaya
perhitungannya mirip dengan yang digunakan dalam pengaturan produk tunggal.
Selain itu, jawabannya masih dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Tidak
seperti titik impas dalam unit, jawaban atas pertanyaan CVP yang menggunakan
dolar penjualan tetap dinyatakan dalam ukuran ikhtisar tunggal. Namun
pendekatan pendapatan penjualan mengorbankan informasi yang berkaitan dengan
kinerja tiap – tiap produk.
D. REPRESENTASI
GRAFIS DARI HUBUNGAN CVP
Untuk memahami hubungan CVP
lebih mendalam, dapat dilakukan melalui penggambaran secara visual. Penyajian
secara grafis dapat membantu para manajer melihat perbedaan antara
biaya variable dan pendapatan. Hal itu juga dapat membantu mereka memahami
dampak kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik impas dengan cepat. Dua
grafik dasar yang penting,grafik laba volume dan grafik
biaya volume laba, yang akan dijelaskan sebagai berikut :
Grafik Laba Volume
Grafik laba volume (profit
volume grafh) menggambarkan hubungan antara laba dan volume penjualan secara
visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba operasi [laba
operasi = (harga x unit) – (biaya variable per unit x unit) – biaya tetap].
Dalam grafik ini, laba operasi merupakan variable terikat dan unit merupakan
variable bebas. Nilai variable bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan
nilai variable terikat pada sumbu vertical.
Contoh pada Tyson Company yang memproduksi suatu produk tunggal
dengan data biaya dan harga sebagai berikut.
Total biaya tetap $
100
Biaya Variabel per unit 5
Harga Jual per unit 10
Perhitungan laba operasi.
Laba operasi = ($10 x unit) – ($5 x unit) - $100
= ($5
x unit) - $100
Grafik Biaya Volume Laba
Grafik biaya volume laba
(cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume dan
laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci, perlu dibuat grafik
dengan dua garis terpisah : garis total pendapatan dan garis total biaya. Tiap
– tiap garis ini mempunyai dua persamaan berikut :
Pendapatan
= harga x unit
Total
biaya = (biaya variable per unit x unit) + Biaya
tetap
i
Laba atau
Rugi $200
180
160
140
120 (40,$100)
100
80
60
(20,$0)
40
Titik impas
20
0
-20 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
-40 Unit
yang terjual
-60
-80
-100 (0,-$100)
-120
-140 x
Asumsi – asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba
Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikan
mengandalkan beberapa asumsi penting. Berikut beberapa dari asumsi tersebut :
1. Analisis
mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear
2. Analisis mengasumsikan
harga, total biaya tetap, dan biaya variable per unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap
konstan sepanjang tentang yang relevan
3. Analisis
mengasumsikan apa yang diprosuksi dapat dijual
4. Untuk
analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui
5. Diasumsikan
harga jual dan biaya diketahui secara pasti.
Rentang
yang Relevan
Merupakan gambaran mengenai hubungan biaya dan pendapatan linier
yang berlaku. Dalam grafik ini mengilustrasikan rentang yang relevan dari 5.000
bingga 15.000 unit.
Hubungan
CVP Kurva Linier
$ Total
Biaya
Total Pendapatan
Unit
Rentang yang Relevan dan Hubungan CVP Linier
$ Total biaya
Total
pendapatan
Unit
5,000 15,000
E. PERUBAHAN DALAM VARIABEL
CVP
Karena perusahaan beroperasi
dalam dunia yang dinamis, mereka harus memperhatikan perubahan – perubahan yang
terjadi dalam harga, biaya variable, dan biaya tetap. Perusahaan juga harus
memperhitungkan pengaruh resiko dan ketidakpastian. Kita akan membahas pengaruh
dari perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan biaya tetap terhadap
titik impas. Kita juga akan membahas cara – cara yang dapat ditempuh para
manajer untuk menangani risiko dan ketidakpastian dalam kerangka CVP.
IKTISAR PENGARUH ALTERNATIF 1
SEBELUM SETELAH
KENAIKAN IKLAN KENAIKAN IKLAN
Unit yang terjual ....................................... 1600 1725
Margin
kontribusi per unit ........................ x $75 x $75
Total margin kontribusi ............................. $120.000 $129.375
Dikurang:
Beban tetap ............................... 45.000
53.000 laba
................................................
$75.000 $76.375
SELISIH LABA
Perubahan volume penjualan ............................ 125
Margin
kontribusi per unit ................................. x $75
Perubahan margin kontribusi ............................. $9.375
Dikurangi: Perubahan beban tetap ..................... 8.000
Kenaikan laba
......................................... $1375
IKTISAR PENGARUH ALTERNATIF 2
SEBELUM DENGAN
PENURUNAN HARGA PENURUNAN HARGA
YANG DIUSULKAN YANG DIUSULKAN
Unit yang terjual............................. 1600 1900
Margin kontribusi per unit.............. x
$75 x $50
Total margin kontribusi................... $120.000 $95.000
Dikurangi: Beban tetap ...................
45.000 45.000
Laba..................................... $ 75.000 $50.000
SELISIH LABA
Perubahan margin kontribusai ($95.000 - $120.000)
......................................... $(25.000)
Dikurangi: perubahan beban tetap
................................................................... -
Penurunan laba
.................................................................................... $(25.000)
Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian
Asumsi penting dari analisis
CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti. Namun, hal tersebut jarang
terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan
bisnis dan bagaimananpun hal itu harus ditangani. Secara formal, risiko berbeda
dengan ketidak pastian. Distribusi probabilitas variable pada risiko dapat
diketahui, sedangkan distribusi probabilitas variable pada ketidakpastian tidak
diketahui. Namun, pada tujuan pembahasan kita, kedua istilah tersebut akan
digunakan secara bergantian.
Iktisar Pengaruh Alternatif 3
SEBELUM DENGAN PENURUNAN
PERUBAHAN HARGA
HARGA YANG
YANG DIUSULKAN
YANG DIUSULKAN
DAN IKLAN PENINGKATANIKLAN
Unit yang terjual............................. 1600 2600
Margin kontribusi per unit.............. x
$75 x $50
Total margin kontribusi................... $120.000 $130.000
Dikurangi: Beban tetap ...................
45.000 53.000
Laba..................................... $ 75.000 $77.000
SELISIH LABA
Perubahan margin kontribusai ($130.000 - $120.000)
......................................... $(10.000)
Dikurangi: perubahan beban tetap ($53.000 -
$45.000)........................................ 8.000
Penurunan laba
.......................................................................................
$(2.000)
Margin pengaman ( margin of safety ) adalah
unit yang terjual atau diharapkan terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau
diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume impas.
Pengungkit Operasi, dalam ilmu fisika, alat
pengungkit adalah mesin sederhana yang digunakan untuk melipatgandakan
kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut melipatgandakan kekuatan tenaga
yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan. Semakin besar beban
yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan mekanis
dari alat tersebut. Dalam bidang keuangan pengungkit operasi berkaitan dengan
bauran relative dari biaya tetap dan biaya variable dalam suatu organisasi.
Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variable adalah suatu hal yang
mungkin dilakukan.
Tingkat pengungkit operasi (degree of
operating leverage – DOL) untuk tingkat penjualan tertentu dapat diukur dengan
menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
Tingkat
pengungkit operasi = Margin kontribusi/laba
Analisis Sensitivitas dan CVP
Meluasnya penggunaan
computer dan spreadsheet telah memudahkan para manajer melakukan analisis
sensitivitas. Sebagai sebuah alat penting, analisis sensitivitas (sensitivity
analysis) adalah teknik “bagaimana-jika” yang menguji dampak dari perubahan
asumsi –asumsi yang mendasarinya terhadap suatu jawaban.
ANALISIS SENSITIVITAS DAN CVP
SISTEM MANUAL SISTEM OTEMATIS
Harga SAMA SAMA
Biaya variabel Relatif Lebih Tinggi Relatif Lebih
Rendah
Biaya tetap
Relatif Lebih Rendah Relatif
Lebih Tinggi
Margin kontribusi
Relatif Lebih Rendah Relatif Lebih
Tingi
Titik impas Relatif Lebih Rendah Relatif Lebih Tinggi
Margin pengaman Relatif Lebih Tinggi Relatif Lebih Rendah
Tingkat pengungkit operasi
Relatif Lebih Rendah Relatif Lebih Tinggi
Risiko penurunan
Relatif Lebih Rendah Relatif Lebih Tinggi
Potensi kenaikan Relatif Lebih
Rendah Relatif Lebih Tinggi
F. ANALISIS
CVP DAN PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS
Analisis CVP konvensional
mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan (biaya variabel) dan biaya
yang tidak berubah (biaya tetap). Selanjutnya biaya diasumsikan sebagai fungsi
linier dari volume penjualan.
Pada sistem perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas,biaya di bagi dalam kategori berdasarkan unit dan
non-unit.Penggunaan sistim perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak berarrti
bahwa analisis CVP kurang bermanfaat. Dalam kenyataannya, analisi CVP menjadi
lebih bermanfaat karena Ia memmberikan wawasan yang lebih akurat mengenai
perilaku biaya.
Persamaan biaya ABC dapat dinyatakan sebagai berikut:
Total = Biaya tetap + (Biaya variabel per Unit x Jumlah unit) +
(Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)
Laba operasi, seperti sebelumnya, adalah total pendapatan
dikurangi total biaya.
Hal ini dinyatakan sebagai berikut:
Laba operasi = Total pendapatan – [Biaya tetap + (Biaya variabel
per unit x Jumlah Unit) + (Biaya pengaturan x Jumlah Pengaturan) + (Biaya
rekayasa x Jumlah jam rekayasa)]
Menggunakan pendekatan
margin kontribusi untuk menghitung titik impas dalam unit. Pada impas, laba operasi
adalah nol, dan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas adalah
sebagai berikut:
Unit impas = [(Biaya tetap + (Biaya pengaturan x Jumlah
pengaturan) + (Biaya rekayasa x Jumlah jam rekayasa)] / (Harga – Biaya variabel
per unit)
Di asumsikan bahwa suatu perusahaan ingin menghitung jumlah unit
yang harus dijual untuk menghasilkan laba sebelum pajak sebesar $20.000.
Analisis ini didasarkan pada data berikut:
Biaya
Variabel Tingkat
Penggerak
Penggerak Aktivitas per Unit Aktivitas
Unit yang terjual $ 10 -
Pengaturan 1.000
20
Jam rekayasa 30 1.000
Data lainnya:
Total biaya tetap
(konvensional) $100.000
Total biaya tetap (ABC) 50.000
Harga jual per
unit 50
Dengan
menggunakan analisis CVP, jumlah yang harus terjual untuk menghasilkan laba
sebelum pajak sebesar $20.000 dihitung sebagai berikut:
Jumlah unit = (Target laba + Biaya)/(Harga-Biaya variabel per
unit)
= ($20.000 + $100.000)/($20-$10)
= $120.000/$10
= 12.000
Dengan menggunakan persamaan ABC, jumlah unit yang harus terjual
untuk menghasilkan laba operasi sebesar $20.000 dihitung sebagai berikut:
Jumlah unit = [$20.000 + $50.000 + ($1.000x20) +
($30x1.000)]/($20-$10)
= 12.000 unit
Jumlah unit yang harus dijual adalah sama menurut kedua
pendekatan.
Implikasi
Strategis: Analisis CVP Konvensinal Versus Analisis ABC
Misalkan bahwa setelah di lakukan analisi CVP konvensional,
departemen pemasaran menyarankan bahwa penjualan 12.000 unit mustahil di capai.
Hanya 10.000 unit yang mungkin dapat terjual. Presiden direktur perusahaan
kemudian memerintahkan para insinyur perancang produk mencari suatu cara
mengurangi biaya pembuatan produk. Para insyinyur juga di minta untuk mempertahankan
persamaan biaya konvensional, yaitu biaya tetap sebesar $ 100.000 dan biaya
variabel $ 10. Biaya variabel per unit
sebesar $ 10 terdiri atas tenaga langsung, $4 ; bahan baku langsung, $5 ; dan
overhead variabel , $1.
Guna memenuhi permintaan untuk mengurangi titik impas,departemen
teknik memproduksi suatu rancangan baru yang membutuhkan lebih sedikit tenaga
kerja. Rancangan baru tersebut mengurangi biaya tenaga kerja langsung sebesar
$2 per unit. Rancangan tersebut tidak akan mempengaruhi bahan baku atu overhead
variabel. Dengan demikina,biaya variabel yang baru adalah $8n per unit dan
titik impas adalah ssb :
Jumlah unit = biaya tetap : (harga – biaya variable per unit )
= $ 100.000 : ($ 20 - $ 8)
= 8.333 unit
Proyeksi laba jika 10.000 unit terjual dihitung sbb :
Penjualan ( $ 20 x 10.000 ) $
200.000
Dikurangi : beban variabel ( $8 x 10.000) 80.000
Margin kontribusi $
120.000
Dikurangi : beban tetap 100.000
Laba operasi $
20.000
Satu tahun
kemudian,presiden direktur mendapati bahwa peningkatan laba yang di harapkan
tidak terjadi.
Sebaliknya,perusahaan
mengalami kerugian,mengapa?
Jawabannya
di berikan oleh pendekatan ABC pada analysis CVP.
Hubungan
biaya ABC awal pada contoh tersebut adalah sbb :
Total biaya
= $ 50.000 + ($ 10 x unit ) + ( $ 1000 x pengaturan) + ($ 30.000 x jam
rekayasa)
Misalkan
bahwa rancangan baru tersebut membutuhkan pengaturan yang lebih rumit, sehingga
meningkatkan biaya per pengaturan dari $ 1000 menjadi $ 1600.
Juga
misalkan bahwa rancangan baru itu, karena peningkatan kandungan teknis,
membutuhkan dukungan teknik tambahan sebesar 40 persen (dari 1000 jam menjadi
1400 jam).
Persamaan
biaya yabg baru, termasuk pengurangan biaya variabel tingkat unit , adalah sbb
:
Total biaya = $ 50.000 + ( $ 8 x
unit ) + ($ 1600 x pengaturan) + ($ 30 x
jam rekayasa )
Titik
impas, dengan laba operasi nol dan menggunaan persamaan ABC, dihitung sbb :
(anggap
bahwa 20 pengaturan masih di lakukan)
Jumlah unit = [ ( $ 50.00 + ($ 1600
x 20 ) + ( $ 30.000 x 1400 ) ] : ($ 20 - $ 8)
= $ 124.000 : $ 12
= 10.333 unit.
Dan laba
operasi untuk 10.000 unit di hitung sbb :
(inget
kembali bahwa jumlah maksimal yang dapat terjual adalh $ 10.000)
Penjualan (
$ 20 x 10.000 ) $
200.000
Dikurangi :
beban variabel berdasarkan unit ( $ 8 x 10.000) 80.000
Margin
kontribusi $120.000
Dikurangi :
beban variabel berdasarkan non unit :
Pengaturan ( $ 1600 x 20 ) $
32.000
Dukungan teknik ( $ 30 x 1400 ) 42.000 74.000
Margin yang
dapat di telusuri
$ 46.000
Dikurangi :
beban tetap 50.000
(rugi) operasional $
(4000)
Analisi CVP dan JIT
Variabel
tingkat batch menjadi hilang ( pada sistim JIT batch-nya adalah satu unit).
Dengan
demikian, persamaan biaya pada JIT dapat dinyatakan sbb :
Total biaya = biaya tetap + ( biaya
variabel per unit x jumlah unit ) + ( biaya rekayasa x jumlah jam rekayasa).
Oleh karena
aplikasi JIT merupakan kasus khusus dari persamaan ABC, maka tidak ada contoh
yang akan di berikan.
BAB
III
KESIMPULAN
Titik impas (break-even
point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik
dimana laba sama dengan nol. Untuk pendapatan sama dengan total biaya, kita
focus pada laba operasi. Pertama, kita akan membahas cara menentukan titik
impas, kemudian melihat bagaimana pendekatan kita dapat dikembangkan untuk
menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang
ditargetkan.
Laba operasi (operating
income) hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal
perusahaan. Laba bersih (net income) adalah laba operasi
dikurangi pajak penghasilan.
Margin kontribusi (contribution
margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variable. pada impas,
margin kontribusi sama dengan beban tetap.
Rasio biaya variable (variable
cost ratio) sebesar 60 % pada contoh ini merupakan bagian dari setiap dolar
penjualan yang harus digunakan untuk menutup biaya variable. Rasio biaya
variable dapat dihitung dengan menggunakan data total maupun data per unit.
Tentu saja, persentase dari dolar penjualan yang tersisa setelah biaya variable
tertutupi merupakan rasio margin kontribusi. Rasio margin kontribusi(contribution
margin ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia untuk
menutup biaya tetap dan menghasilkan laba.
DAFTAR
PUSTAKA
v Hansen,
Don R & Maryanne M. Mowen.Akuntansi Manajerial, edisi 8.
Jakarta:Salemba.2009
COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS: A MANAGERIAL PLANNING TOOLS
NAMA
KELOMPOK 3 : NPM
:
Gita Buwana S 1110107395
Ayu Suudyasana
1110107408
Santi Dwi T 1110107409
Erlina Anjelina
1110107429
Sisil Ayu L 1110107444
KELAS : IV SA -
5
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA
2013 –
2014
2017 ford fusion hybrid titanium, 1 lb. 1.2lb. g, 1 lb. 2.5 lb. 2
BalasHapus2015-2018 ford fusion hybrid titanium, 1 lb. 1.2lb. titanium shaver g, sia titanium 1 lb. 2.5 babyliss pro titanium straightener lb. 2.5 lb. titanium earrings sensitive ears 2.5 lb. 2.5 lb. 2.5 lb. 3.2 lb. 2020 ford ecosport titanium